Mencari Downline

Bukan, bukan. Ini bukan postingan tentang MLM. Bukn juga gue udah beralih ke bisnis MLM. Mohon maaf teman-teman MLM, tanpa mengurangi rasa hormat saya.

Ini (masih) masalah Pilpres. Kalau bosan silakan skip :D

Kalau lihat di social media kan rasanya sudah banyak ya berita dari masing-masing kubu. Nah,bagaimana dengan mereka yang tak tersentuh sosmed? Harus kita berdayakan juga, kan. Coba tanya mbak di rumah, keluarganya di kampung, tukang ojek langganan, atau bahkan sopir taksi yang kadang pemikirannya setara dengan politisi. Siapa yang mereka pilih,dan kenapa.

Gue beberapa kali ngajak ngobrol sopir taksi. "Ikut pemilu nggak pak?", ini selalu jadi pick up line gue beberapa bulan belakangan di mana kalau biasanya pick up line gue adalah, "Jalanan macet ga pak?".

Dari jawaban mereka, baru kita bisa mulai approach. Contoh tadi pas balik dari #MDlunch, gue nebeng Cahyu, anak intern (yang berhasil gue kasih penjelasan tentang Jokowi juga. Yeay!), terus lanjut naik taksi.

Pas banget depan taksi kita ada mobil dengan stiker capres01.

"Pilih siapa nih pak,pilpres? Ikutan kan?"
"Saya pilih itu tuh",katanya sambil nunjuk mobil depan.
"Ooo, kenapa pak?"
"Ibu pilih siapa bu?",doi malah nanya balik.
"Saya Jokowi, pak"
"Kenapa bu pilih Jokowi?"
"Lah bapak kenapa pilih Prabowo?"

 "Ya itu bu..tegas"
"Ooo jadi masalah tegas ya pak. Bapak waktu 98 ngalamin kerusuhan ga?"
"Wah iya bu,parah banget!"
"Nah,saya cerita aja nih, ya. Temannya suami saya ada pak yang jadi korban.."
"Hah,korban penculikan bu?"
"Ga sampe diculk pak, tapi abis disiksa. Sampai sekarang cacat pak.. Harusnya sekarang bisa kerja, berkeluarga, dst, tapi ya nggak.. Banyak juga kenalan saya yang keluarganya jadi korban kerusuhan"
"Wah serem ya bu.. Kasihan banget.."
"Iya lah,emang bapak mau terulang lagi?"
"Jangan sampe bu.. Susah semuanya!"
"Nah itulah, menurut saya nih pak, ga semua masalah bisa selesai dengan ketegasan. Masih banyak cara lain.. Ya nggak?"
"Iya ya bu.. Tapi rasanya Indonesia pas kalo dipimpin sama militer"
"Lah yang sekarang militer pak,lagian presiden Indonesia yang militer juga cuma 2; Soeharto dan SBY"
"Bung Karno juga bu!"
"Oh bukan,Bung Karno sipil pak. Tapi tegas toh? Lagian,menurut saya zamannya udah beda. Dulu perlu militer karena kita masih mempertahankan kemerdekaan. Lah sekarang kan, semuanya udah ada..."
"Iya ya bu, tinggal ngaturnya aja.."
"Nah, tuh tau.."
"Saya salut sih Pak Jokowi beresin Tanah Abang.."
"Iya pak, nggak cuma itu aja, waktu di Solo juga dia pernah mindahin PKL yang bertahun-tahun di jalanan, ga pake bentrokan. Caranya,diajak makan sampe 54 kali.."
"Oya bu?"
"Iya, coba bapak kalo sama bos bapak,salah dimarahin atau diajak ngobrol, enakan mana?"
"Ya enakan ngobrol dulu bu.."
"Nah kan berarti masalah ga harus diselesaikan dengan ketegasan.. Bapak tau ga, waktu pemilihan di Solo ke dua kali, menangnya 90% lho pak, berarti rakyat kan percaya sama dia"
"Tapi dia ninggalin Jakarta bu.."
"Nah pak, itu emang jadi senjata sih. Tapi kalo untuk kebaikan yang lebih besar kenapa nggak? Bapak tau kan waktu pemerintah pusat ngizinin mobil murah? Lah di Jakarta lagi berusaha kurangin macet, malah diluncurin mobil murah.."
"Haha, iya bu, makin kusut aja! Kalo ga salah Jokowi kirim surat ya bu, ke SBY?"
"Iya pak, keberatan sama keputusan itu. Tegas ga tuh pak, kira-kira?"
"Iya bu,ah.. Saya jadi goyah bu.."
"Saya tambahin ya, waktu masih di Solo dia habis dibodohin sama Gubernur Jateng gara-gara nolak pembangunan mal di Solo. Padahal gubernurnya udah kasih izin ke pihak yang mau bangun mal. Tapi Jokowi kekeuh ga mau keluarin izin bangun mal itu".

Gue mulai lihat pertahanan si bapak goyang nih, kepalanya manggut-manggut mengiyakan setiap omongan gue. Makin panjang deh gue ngecapraknya.,

"Di wilayah bapak siapa yang dominan, pak?"
"Banyak Jokowi sih, bu.."
"Nah, coba bapak tanya-tanya aja, cari informasi kelebihan Jokowi lagi. Supaya mantep pak, kan kita pengen Indonesia lebih baik, walaupun ya siapapun presidennya nggak bakal cepat berubah, tapi setidaknya kita lihat siapa yang udah ada buktinya.."
"Iya ya bu, Jokowi udah di Solo terus Jakarta. Prabowo belum pernah di pemerintahan.."

Pas ngomong gitu, sampe rumah gue. Pas gue turun, "Masih ada waktu ya bu saya cari informasi",katanya. "Iya pak, mudah-mudahan pas ketemu kita sama-sama salam 2 jari, hahaha". "Insyaallah bu", katanya sambil mengacungkan 2 jarinya.

Kebetulan baru kali ini nemu sopir taksi yanh enak diajak ngobrol. Lainnya kalau nggak yang #teamJokowi juga, atau#prabowogariskeras, haha. Kalau yang udah berapi-api suka keburu malas. Apalagi kalo kondisi badan lagi ga fit. Tapi tadi emang masuknya pas banget aja sih.

Masalah pilihan emang ga bisa dipaksa. Makanya jangan maksa. Tapi lebih kasih tau fakta-fakta yang ada. Apa yang mereka pernah dengar, apa yang mereka ragukan, fitnah yang mereka dapat, coba aja kita luruskan. Kalau emang ga berhasil, ya udah.

Kalo kata gue, yang penting jangan jelek-jelekin. Kalo singgung masalah HAM, bukan jelekin dong, kan fakta. Gimana caranya supaya kita ga kebawa emosi, ya bekali diri juga dengan informasi yang lengkap. Supaya ujung-ujungnya ga jadi emosi.

Ini kan demokrasi, kalo beda ya jangan sensi..

Gerilya yang gue lakukan semata-mata untuk kasih informasi, meluruskan yang bengkok, jangan sampai karena persepsi semata Indonesia harus nunggu 5 tahun lagi untuk punya orang baik yang memimpin. APBN negara yang luar biasa banyaknya itu, jangan sampe 5 tahun ke depan kita voor buat orang-orang yang either ga jelas kompetensinya atau jelas latar belakangnya.

Piss ah ✌✌✌✌

nenglita

Aquarian, Realistic Mom, Random, Quick Thinker, a Shoulder to Cry On, Independent, Certified Ojek Consumer, Forever Skincare Newbie.

4 comments: