Lesson Learned

Kalau Kamis minggu lalu dihebohkan dengan kedatangan banjir, maka Kamis minggu ini dihebohkan dengan suatu kejadian di dunia maya.

Nope, gue ga patut menceritakan apa pun karena gue ga terlibat di dalamnya.

Ada hal yang bisa gue pelajari dari kasus ini:
- Suudzon itu terkadang penting.
Ini kata Manda, sih, haha. Entah kenapa, gue ini tipe orang yang berbaik sangka. Bukan pencitraan, tapi beneran, deh. Kalo kata @zodiact_facts (LOL), aquarius selalu melihat dunia lebih cerah dibanding orang lain. In this case, I'm a truly aquarian. Bahkan pernah, nih, gue dengar kepastian bahwa seorang teman sudah bercerai, gue masih menganggap itu gosip belaka. Atau jaman dulu banget, sering diingetin sama teman untuk berhati-hati sama orang tertentu, gue tetap santai aja kaya di pantai sama orang itu.

Bukannya naif, lho, gue hanya berusaha melihat sisi baik dari hal yang gue temui. Tetap waspada, ya, pasti. Apalagi gue bukan tipe yang bisa cepat akrab sama orang. Ramah dan terbuka, iya. Akrab? Belum cencu.

- Hati-hati sama dunia maya.
Bukan cuma karena masalah penipuan finansial atau apa pun, ya. Tapi segala hal, deh, masalah pertemanan pun bisa runyam jika berurusan di dunia maya. Nama pun dunia maya, maya- semu, dunia semu. Walau nggak semua yang di dunia maya itu semu, tapi kalau mau melangkahkan kaki ke jenjang pertemanan yang lebih tinggi, sebaiknya memang mengetahui latar belakang secara pasti. Atau kopdar-lah, gue selalu percaya, pertemuan langsung itu bisa menjadi deteksi awal reaksi tubuh kita terhadap orang lain.

- Percaya sama insting.
Pernah tiba-tiba nggak jadi lewat sebuah jalan, dan tau-tau jalan itu macet total pas di waktu yang seharusnya kita lewat? Atau, pernah mati-matian cemburu sama seseorang yang dekat sama pasangan kita, padahal ngakunya nggak ada apa-apa? Gue, sih, menyebutnya insting.
Nyambung sama poin di atas, dari dunia maya, lihat blog-nya, twitter atau akun sosmed lainnya, biasanya kita sudah punya gambaran tentang hidup seseorang. Setelah itu baru keluar, deh, sinyal apakah kita menyukainya atau tidak. Percaya lah sama sinyal yang keluar pertama kali ini. Kalau sinyalnya negatif alias kita punya insting jelek sama seseorang, ya, mudah-mudahan nyatanya nggak. Kalau sebaliknya, ya, harus tetap waspada. Kan masih di dunia maya, tunggu sampe kopdar, biar tau reaksi tubuh gimana.

- Percaya
Belakangan ini rasa percaya sulit, ya, ditemukan? Bahkan sama pasangan aja, kadang-kadang rempong sama masalah kepercayaan.

Terlalu percaya sama orang lain, apalagi yang baru kenal, pastinya nggak baik. Kalo gue, sih, biasanya akan pakai logika aja. Plus, kebetulan orangnya agak ignorant (bilang aja, pelupa, haha), jadi suka nggak ngeh sama hal-hal yang terjadi di sekeliling. Mikirnya, "halah, dunia maya kok diributin, kaya nggak punya masalah di dunia nyata, aja, deh".

Tapiiii, dalam kasus ini, gue terimakasih banget, sih, sama Indah yang udah ingetin gue sejak jauh-jauh hari (setahun yang lalu, kali, ya? #lebay). Bikin gue sedikit aware dengan masalah ini. Juga Novi yang colek-colek supaya gue waspada.

Sekian ah. Ini di draft dari semalam, tapi baru dilanjutkan sekarang. Udah lupa mau nulis apa lagi #gakseru #biarin
sent from my Telkomsel Rockin'Berry®

nenglita

Aquarian, Realistic Mom, Random, Quick Thinker, a Shoulder to Cry On, Independent, Certified Ojek Consumer, Forever Skincare Newbie.

No comments:

Post a Comment